Gadis itu masih juga sendiri duduk di bawah pohon beringin yang rindang, keadaan sekeling memang sedikit aneh, tak jarang ada yang bicara sendiri sambil tertawa lepas, ada yang berteriak-teriak histeris ketakutan dan ada pula yang mengomel tak henti-henti tapi entah dengan siapa. Tepatnya sudah satu bulan gadis itu berada di tempat ini, sesuatu yang mungkin juga asing untuknya. Padahal senjapun sudah ingin berlalu, karena harus digantikan dengan malam. Matanya menatap lepas keangkasa, seperti menanti kehadiran kerlip bintang, tapi tatapan itu kosong, mulutnya nampak berguman seolah dia sedang bicara dengan seseorang, sembari tersenyum jemari-jemari lentiknya memainkan ujung-ujung rambut yang tergerai lepas tertiup angin senja.

Mata itu masih disitu, menatap ke angkasa tampa reaksi nyata. Namun ada basah di sudut matanya, mengalir jadikan menganak sungai namun tidak sedikitpun dia menyekanya atau sesungukan seperti lajimnya orang menangis. Malam mulai menjemput, menghadirkan bulan yang datang dengan malu-malu menyembul di pelataran angkasa luas bersama bintang-bintang gemerlap. Sunyi yang ada hingga terdengar jelas nyanyian serangga malam menghadirkan lagu kidung malam, disegudang keperihan dalam kegelapan. Iya dia masih disitu kini terdengar lirih suaranya melangukan kidung kerinduan akan sesuatu untuk bisa dia dekap dalam hadir nyata. Malang sungguh telah hadir di kehidupannya kini, tiada siapa yang bisa tau akan apa yang telah terjadi dalam kenyataan yang pernah dihadapinya saat harus kehilangan semua yang di cintai

Leave a Reply

HMTK

HMTK

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "